Rahim Pengganti

Bab 96 "Mencoba Memperbaiki"



Bab 96 "Mencoba Memperbaiki"

0Bab 96      
0

Mencoba memperbaiki      

"Dek!!" panggil Caca sembari menyentuh lengan Siska. Hal itu membuat, Siska menoleh ke arah Caca, seketika Caca langsung memberikan senyuman manisnya.      

Wanita itu duduk di samping Siska, menatap ke arah kolam yang airnya sedang tenang.      

"Kamu tahu kenapa, air kolam ketika ada unsur lainnya dia bergelombang, bergerak sedikit pun," ucap Caca.      

"Semua itu terjadi karena sudah menjadi hukum alam. Dan mau sekuat tenaga pun, kita melindungi nya maka dia juga akan pergi, setiap hal yang terjadi pada kamu ada orang lain yang juga pernah merasakannya."      

Keduanya terdiam, tidak ada yang membuka suara. Caca berharap Siska sudah bisa melupakan apa yang terjadi memang sulit. Tapi hal itu bisa terlewati jika kita saling support satu dengan lainnya lebih dalam lagi.      

"Kita masuk dan makan sama sama. Melody udah menunggu Onty Siska untuk makan bersama," ajak Carissa. Siska segera menghapus air matanya dan berjalan menuju meja makan. Semua orang sudah menunggu kedatangan Siska, senyum manis itu tersimpan dengan rapi.      

Setelah Siska sampai di ruang makan, tak ada satu orang pun yang mengatakan sesuatu semua diam, sesekali tertawa oleh tingkah lucu Melody. Anak kecil itu bisa mengubah suasana yang beku menjadi cair.      

Siska juga sudah mulai tersenyum, meskipun masih terlihat murung, Carissa selalu memberikan dukungan ke pada adiknya itu.     

***     

Kesalahan Siska adalah mudah untuk terbujuk akan rayuan yang seharusnya tidak pernah dirinya lakukan. Hal yang tidak pantas mereka lakukan di saat status yang sah belum ada. Rasa nyaman yang diberikan oleh Elang lah yang membuat Siska menjadi terlena.      

Sedangkan Elang yang ternyata melakukan hal itu karena candu dengan sentuhan demi sentuhan dari Siska. Tapi keduanya tidak tahu, jika konsekuensi tersebut akan membuat celaka mereka sendiri.      

Terdiam di dalam kamar apartemen nya dengan tangan sejak tadi memegang testpack yang sudah menjadi saksi bahwa, ada malaikat kecil yang dia sia sia kan. Malaikat yang seharusnya mereka jaga.      

"Maaf … maaf kan Daddy nak. Maaf sudah membuat kamu pergi seharusnya Daddy tidak melakukan hal itu. Maaf … maaf … kan Daddy," ucap Elang dengan derai air mata yang sudah mengalir dengan sangat deras.      

Seorang Elang prakarsa yang terlihat kuat, akan begitu lemah di saat posisinya seperti ini. Semua orang pasti tidak akan percaya akan hal ini jika mereka melihat bagaimana sosok Elang yang begitu kuat tapi saat ini sangat sangat memprihatinkan.     

 ***      

Sudah dua bulan sejak kejadian yang begitu sakit itu, Siska juga sudah mulai kembali dengan aktivitasnya. Meskipun wanita itu masih terlihat rapuh jika seorang diri, tapi berkat Carissa yang selalu mendukung setiap langkah Siska.      

Hari ini juga setelah dua bulan meninggalkan Malang, Caca pamit pergi ke kota itu. Hubungan nya dengan Bian juga sudah membaik bahkan sudah sangat baik, mereka sudah tidak tidur terpisah lagi.      

Bian selalu memeluk Caca dengan begitu posesif setiap malam. Takut istrinya itu akan pergi meninggalkan nya lagi tapi lihat sekarang Carissa akan kembali berangkat ke Malang setelah memberikan kenyaman kepada Bian.      

Sungguh Bian tidak suka dengan hal seperti ini, pria itu mengikuti kemana pun Caca pergi.      

"Kamu ngapain sih Mas. Astaga minggir dulu dong," ucap Caca kesal.  Sudah sejak tadi, Bian menghalangi Caca dengan sikap nya yang begitu kekanak kanakan. Hal itu membuat Caca kesal dan ingin marah.      

"Gak mau. Kamu kenapa harus kembali ke Malang lagi. Kamu masih marah sayang?" tanya Bian. Melihat raut wajah suaminya itu, Carissa rasanya ingin tertawa besar. Tapi ide jahil muncul di kepalanya. .     

"Maaf mas tapi memang aku harus pergi, kasihan semua karyawan aku di sana. Maaf ya mas maaf," ucap Carissa.      

"Aku bisa membiayai semuanya Sayang. Aku juga bisa menyuruh orang untuk mengurus semua hal yang ada di sana. Jadi kamu gak perlu untuk pergi ke Malang lagi, kamu gak kasihan dengan aku sayang. Hampir 8 bulan aku menahan rindu, dan saat kamu ada di sini aku cuma bisa memeluk tanpa menikmati," ujar Bian.      

Mendengar ucapan itu, membuat Caca melotot tajam bisa bisanya suaminya ini berkata seperti itu. Rasanya ingin memukul kepala Bian biar suaminya itu bisa lebih waras lagi.      

"Gak bisa ma …,"      

Ucapan Caca terpotong karena kedua bibir mereka sudah saling menyatu, Bian melumat bibir itu dengan lumatan kecil tapi menuntut hal itu membuat, Carissa menjadi terlena. Di balik Ciuman keduanya, Bian tersenyum licik. Hari ini dia harus menahan sang istri pergi, dengan cara seperti ini lah Carissa tidak akan pergi.      

Harusnya sejak hubungan keduanya membaik, Bian melakukannya sehingga saat ini mungkin saja Caca sudah hamil dan jika hal itu terjadi maka akan tidak mungkin Carissa meninggalkan dirinya.      

Semua pikiran licik terlintas di benak Bian membuat, dirinya akan melakukan semuanya nanti kepada sang istri supaya bisa menahan Carissa tetap di sampingnya.      

Desahan demi desahan terdengar sangat nyaring, Bian akhirnya bisa menuntaskan hal yang sudah dia pendam selama ini. Keduanya saling merindukan, membuat Caca sudah tidak sanggup lagi Bian benar benar membuat tenaga terkuras dengan sangat.      

"Kamu harus tetap di sini sayang. Mau sampai kapan pun," ucap Bian di sela sela kegiatan mereka. Carissa sudah tidak bisa menahan gejolak yang ada di dalam dirinya hingga pelepasan untuk kesekian kali nya itu terjadi.      

Bukan hanya Caca tapi Bian juga, pria itu menumpahkan semuanya di dalam rahim Carissa berharap adik Melody akan segera datang dan hal itu akan membuat sempurna kehidupan mereka.      

Bian berbaring di samping sang istri yang sudah kelelahan akibat permainan keduanya. Caca tertidur dan Bian tersenyum manis, mulai sekarang dirinya tidak akan pernah menyakiti Carissa lagi. Wanita yang begitu dia cintai wanita yang selalu ada di dalam hatinya sejak dulu.      

***      

"Jadi yang mau mengelola cafe di Malang itu kamu Siska?" tanya Bian kaget. Pria itu ternyata sedang dikerjain oleh istrinya, tapi karena hal itu akhirnya dia bisa menuntaskan apa yang sudah sejak lama dia pendam.      

Siska menganggukkan kepalanya, wanita itu ingin mengubah kehidupan nya menjadi lebih baik. Itu lah dirinya meminta izin kepada Caca untuk bisa mengelola Cafe. Supaya bisa melupakan hal yang pernah terjadi, masa kelam yang begitu menyayat hati. Masa di mana Siska terlalu bodoh akan cinta, masa di mana dirinya dengan suka rela memberikan apa yang tidak seharusnya.      

Masa itu Siska belajar untuk memperbaiki semuanya. Mama Ratih dan Bian sangat marah besar akan sikap Siska. Tapi keduanya tahu, marah dan membentak Siska saat ini bukan waktu yang pas. Karena semua sudah terjadi, semua sudah tidak bisa diperbaiki.      

"Kamu yakin?" tanya Bian.      

"Iya Mas. Aku yakin," jawabnya.      

"Apapun yang kamu lakukan ingat selalu ada Mas, Mbak Caca, dan Mama yang selalu mendukung kamu. Lupakan apa yang sudah terjadi, perbaiki diri kamu. Perbaiki semua hal yang sudah terjadi, Mas yakin kamu bisa berubah."      

###      

Selamat membaca dan semoga suka.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.